Minggu, 12 April 2020

Memahami Ragam Motif Batik Betawi

Ragam Motif Batik Betawi

Siapa yang tak kenal batik? Bahkan batik telah diakui oleh United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu budaya warisan dunia asli Indonesia pada tahun 2009 lalu. Batik juga merupakan pakaian yang sering dipakai untuk menghadiri acara-acara formal. Namun bukan berarti batik tidak bisa dipakai ke acara non formal atau bahkan sehari-hari karena sekarang sudah banyak model baju batik yang modis dan dapat digunakan di berbagai acara.
Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki kain khas, begitu juga dengan salah satu suku yang cukup terkenal di Indonesia, yaitu Suku Betawi. Batik Betawi memiliki ciri khasnya sendiri, yaitu warnanya yang mencolok dan gambar-gambarnya yang menggambarkan tentang kebudayaan Betawi. Motif Batik Betawi juga banyak dipengaruhi oleh budaya Arab, India, Belanda, dan Cina. Berikut adalah empat motif Batik Betawi yang bisa menjadi pilihanmu untuk kamu kenakan di acara formal ataupun non formal :

  1. Motif Salakanagara
Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Motif batik Salakanagara adalah motif yang mengangkat tema kerajaan pertama di Tanah Betawi yang didirikan oleh Aki Tirem pada tahun 130M. Nama Salakanegara sendiri berhubungan dengan kepercayaan warga saat itu yang menganggap bahwa Gunung Salak memiliki sebuah kekuatan yang besar.

  1. Motif Loreng Ondel-Ondel
Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Seperti namanya motif Loreng Ondel-Ondel dibuat untuk mengangkat kesenian Betawi, yaitu boneka ondel-ondel itu sendiri. Boneka ondel-ondel adalah boneka yang dipercaya dapat digunakan untuk penlak bala (kutukan atau sifat buruk).

  1. Motif Nusa Kelapa
Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Motif Nusa Kelapa memiliki ide desain dari Peta Ceila yang dibuat pada 1482- 1521 saat pemerintahan Prabu Siliwangi. Dari peta itu diketahui Jakarta dulu bernama Nusa Kelapa, hingga menjadi Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, dan Jakarta. Nama Nusa Kelapa ini diambil oleh nenek moyang masyarakat Betawi saat itu, hingga dijadikan motif batik Betawi.

  1. Motif Rasamala
Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Motif Rasamala menggambarkan riwayat Belanda saat masuk ke wilayah Sunda Kelapa. Pada saat itu daerah Sunda Kelapa masih berupa hutan belantara yang banyak ditumbuhi pohon jenis Rasamala. Masyarakat pada saat itu menganggap keramat pohon Rasamala karena baunya yang wangi, dan kulit kayu rasamala dapat dijadikan setanggi (kemenyan berbau wangi).

Sejarah Batik Betawi

Jakarta tempo dulu ramai dengan tempat usaha pembuatan batik yang dimiliki oleh orang-orang asli Betawi. Bahkan, koperasi batik di Indonesia pertamakali bukan berdiri di Solo atau daerah Jawa, melainkan justru di Jakarta.

Merah, hijau, oranye, dan kuning adalah warna-warna cerah yang umum digunakan dalam Batik Betawi. Sedangkan untuk motifnya seringkali melambangkan potret kehidupan sehari-hari serta dipengaruhi oleh budaya Arab, India, Belanda, dan Cina. Secara umum, awalnya batik ini terbagi menjadi lima jenis motif, yakni ondel-ondel, nusa kelapa, ciliwung, rasamala, dan salakanegara yang memiliki asal-usulnya masing-masing.

Batik Betawi motif ondel-ondel misalnya, mengangkat figur ondel-ondel yang konon digunakan untuk menolak bala. Diharapkan dengan memakainya, si pemakai akan terhindar dari bala. Sedangkan motif nusa kelapa diinspirasikan dari peta Ceila buatan Pangeran Panembong pada masa Prabu Siliwangi (1482-1521) yang menyebutkan bahwa Jakarta dulunya dinamai Nusa Kelapa oleh para leluhur Betawi. Sementara batik motif ciliwung berasal dari kehidupan masyarakat di tepian Sungai Ciliwung, dimana para penjajah Portugis dan Belanda begitu tertarik dengan sungai ini dan bermaksud menguasainya. Sesuai sejarahnya, orang yang memakai batik motif ciliwung ini diharapkan dapat menjadi pusat daya tarik dan sebagai simbol rejeki yang terus mengalir bak aliran sungai.
Batik, Batik Betawi, Batik Nusantara, Batik Pesisiran
Batik Betawi
Selain motif-motif batik yang diinspirasikan dari peristiwa-peristiwa besar, batik Betawi juga memiliki motif dengan elemen-elemen yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari seperti burung hong, kembang mayang, naga, lereng parang barong ceplok barongsai, tanjidor, gambang kromong, serta gigi buaya berupa tumpal segitiga. Tumpal yakni bentuk motif geometris segitiga berbaris yang memagar mengelilingi bagian depan atau badan kain. Pada saat kain dikenakan, tumpal harus ada di bagian depan.

Jaman dulu, tempat usaha pembuatan batik berkembang subur di tanah Betawi. Karet Tengsin, Palmerah, Kebon Kacang, dan Bendungan Hilir merupakan daerah-daerah perbatikan yang populer. Pada masa itu, proses pembatikan dilakukan di rumah-rumah penduduk. Karena industri batik yang berkembang pesat ini pula di Jakarta pernah didirikan koperasi batik. Sayangnya masa demi masa, produksi kain batik Betawi kian menyusut. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya nilai tanah di Jakarta membuat daerah perbatikan ini tergusur oleh gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. Selain itu, perhatian terhadap lingkungan hidup yang semakin besar membuat para produsen batik rumahan ini harus memindahkan proses produksinya ke Tangerang.



sumber :  https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/12/29/ini-nih-4-motif-batik-betawi-yang-unik-dan-cantik

http://batikpesisiran.blogspot.com/2014/11/sejarah-batik-betawi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar